Pengikut
Selasa, 29 Mei 2012
Senin, 28 Mei 2012
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Komunikasi
A. Faktor-Faktor
Komunikasi
1.
Faktor-Faktor
Keberhasilan
Keberhasilan
komunikasi dapat ditinjau dari sudut komunikator dan komunikan. Faktor
keberhasilan dari segi komunikator adalah sebagai berikut:
a.
Kecakapan
komunikator
Kecakapan yang harus dimiliki komunikator adalah
mampu menyampaikan materi, pemilihan informasi/ data dan teknik berbicara
maupun cakap membangkitkan minat pendengar, sehingga mampu menarik perhatian
pendengar.
b.
Pengetahuan
Komunikator mempunyai pengetahuan yang luas,
sehingga menguasai materi yang disampaikan.
c.
Sikap
Komunikator harus bersikap supel, ramah dan tegas.
d.
Sistem sosial
Komunikator harus mampu menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi masyarakat dimana dia berbicara. Dengan demikian,
komunikator akan mampu memahami dengan siapa dia berbicara dan bagaimana
kebiasaannya.
e.
Kondisi
lahiriah
Komunikator dengan kondisi fisik sehat dan tidak
cacat akan menunjang keberhasilan dalam melakukan komunikasi.
Faktor keberhasilan dari sudut komunikan adalah
sebagai berikut:
a.
Cakap
Komunikan yang cakap akan mudah mencerna materi
yang diberikan oleh komunikator.
b.
Pengetahuan
Komunikan yang mempunyai pengetahuan luas akan
cepat menerima informasi yang diberikan komunikator.
c.
Ramah
Komunikan harus ramah, pandai bergaul, supel
terhadap komunikator agar tercipta proses komunikasi yang lancar.
d.
Sistem sosial
Komunikan harus memahami dengan siapa dia
berbicara (bos, teman sejawat, orang kaya, orang biasa) dan memahami materi apa
yang dibicarakan serta mampu menyesuaikan diri dengan pembicara.
e.
Kondisi lahiriah
Komunikan dengan fisik sehat akan menunjang
keberhasilan berkomunikasi.
Agar komunikasi bisa efektif, ada 7 faktor yang
harus diperhatikan (the seven communication) menurut Scott M. Cultip &
Allen H. Center dalam bukunya Effective Public Relations, adalah sebagai
berikut:
a.
Credibility
(Kepercayaan)
Dalam
komunikasi antara komunikator dan komunikan harus saling mempercayai, kalau
tidak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil, karena
dengan tidak adanya rasa saling percaya akan menghambat komunikasi.
b.
Context
(perhubungan/ pertalian)
Keberhasilan
komunikasi berhubungan erat dengan situasi kondisi lingkungan saat komunikasi
berlangsung.
c.
Content (isi)
Komunikasi
harus dapat menimbulkan kepuasan antara kedua belah pihak, kepuasan ini akan
tercapai apabila isi berita dapat dimengerti oleh pihak komunikasi dan
sebaliknya pihak komunikan mau memberikan reaksi atau respons kepada pihak
komunikator.
d.
Clarity
(kejelasan)
Kejelasan
yang meliputi kejelasan isi berita, kejelasan tujuan yang hendak dicapai,
kejelasan istilah-istilah yang digunakan dalam menggunakan lambang-lambang.
e.
Continuity and
consistency (kesinambungan dan konsisten)
Komunikasi
harus dilakukan secara terus menerus dan informasi yang disampaikan jangan
bertentangan dengan informasi terdahulu (konsisten).
f.
Capability of
audience (kemampuan pihak penerima berita)
Pengiriman
berita harus disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan pihak penerima
berita, jangan menggunakan istilah-istilah yang mungkin tidak dimengerti oleh
penerima berita.
g.
Channels of
distribution (saluran pengiriman berita)
Agar
komunikasi berhasil, hendaknya dipakai saluran-saluran komunikasi yang sudah
biasa digunakan dan sudah dikenal oleh umum. Misal: media cetak, televisi dan
telepon.
B. Hambatan
Komunikasi
Faktor-Faktor
yang menghambat komunikasi adalah sebagai berikut:
a.
Kecakapan
kurang
Kurang
cakap berbicara, kurang mendengarkan dapat menghambat jalannya komunikasi.
Untuk mengatasinya harus banyak belajar dan berlatih berbicara, menulis, baik
teori maupun praktek.
b.
Sikap yang
kurang tepat
Sikap
kurang baik dan kurang tepat dapat mengurangi komunikasi. Cara mengatasinya
adalah dengan sikap yang simpatik dan muka manis.
c.
Pengetahuan
kurang
Kurang
pengetahuan atau tidak seimbang menjadi hambatan dalam memberikan informasi,
maupun dalam menyajikan materi, untuk mengatasinya, maka pembicara sebaiknya
menyesuaikan diri dengan pendengar.
d.
Kurang memahami
sistem sosial
Pembicara
dan pendengar kurang memahami sistem sosial, baik secara formal dan informal.
Untuk mengatasinya kedua belah pihak harus memahami kebiasaan dan menyesuaikan
diri.
e.
Sakwasangka
(Prejudice) yang tidak beralasan
Untuk
kelancaran komunikasi, sikap curiga yang bersifat negatif harus dihilangkan.
f.
Kesalahan
bahasa
Terjadinya
penafsiran, kesalahpahaman karena perbedaan arti dan istilah dari bahasa,
kesalahan semacam ini disebut kesalahan semantik.
g.
Jarak fisik
Komunikator
dan komunikan yang jaraknya berjauhan, sehingga komunikasi tidak lancar dan
efisien. Untuk mengatasinya menggunakan media komunikasi yang canggih. Misalnya
telepon, telegram, e-mail, telex dll.
h.
Indera yang
rusak
Indera
yang tidak sehat dapat menghambat komunikasi. Misal: suara yang serak karena
batuk dapat menghambat komunikasi.
i.
Verbalistis
Komunikasi
yang berlebihan dan hanya menyampaikan kata-kata saja akan sangat membosankan,
mengaburkan isi dan tujuan komunikasi. Hal tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan alat peraga.
j.
Komunikasi satu
arah
Pembicara
berbicara terus dari awal sampai akhir, tidak memberi kesempatan untuk bertanya
kepada pendengar sehingga akan mengakibatkan tidak adanya komunikasi timbal
balik dan tidak jelas.
Pengertian dan Unsur Komunikasi
A.
Pengertian Komunikasi
“Komunikasi berasal dari kata “Communicare”, bahasa Latin yang artinya
memberitahukan atau berpartisipasi. Menurut bahasa Inggris “Communication” yang
artinya suatu pertukaran informasi, ide atau konsep perasaan.
Untuk jelasnya dibawah ini akan dibahas pengertian komunikasi menurut
beberapa ahli:
1.
Keith Davis
dalam bukunya “Human Relation at Work” komunikasi adalah pemindahan informasi
dan pengertian dari satu orang ke orang lain.
2.
Dr. Phil astrid Susanto, dalam bukunya “Komunikasi Dalam Teori dan
Praktek”, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung
arti/ makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan
komunikasi.
3.
Arti komunikasi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
dengan cara yang tepat, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi
dapat pula berarti hubungan atau kontak.
4.
Komunikasi
adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang
pikiran atau perasaan (Roben, J.G)
Jadi Komunikasi ini diartikan dimana manusia saling bertukar kata,
gagasan dan perasaan, membantu seseorang untuk berhubungan satu dengan yang
lainnya.
B.
Unsur-Unsur Komunikasi
Unsur-unsur komunikasi terdiri atas 7 unsur dan memiliki istilah
masing-masing sebagai berikut:
1.
Komunikator,
yaitu pihak yang menyampaikan berita atau sumber berita, bisa perseorangan atau
kelompok.
2.
Komunikan,
yaitu pihak yang menerima berita dan menterjemahkan lambang-lambang atau
isyarat-isyarat.
3.
Message, yaitu
pesan berupa inti atau berita yang mengandung arti.
4.
Transmit, yaitu
menyampaikan, mengirimkan, menyebarkan atau meneruskan. Bentuk penyampaiannya
bisa berupa tulisan, lisan, lambang-lambang, isyarat (menggunakan gerakan tubuh),
dan suara.
5.
Feed back,
yaitu output yang dihasilkan berupa tanggapan atau respons berupa hasil
pengaruh pesan. Jenis tanggapan, respon atau feed back, menurut Halph Weeb
terdiri atas 4 jenis berikut,
a.
Zero feed back
yaitu feed back yang diterima komunikator dari komunikan, oleh komunikator
tidak dapat dimengerti tentang apa yang dimaksud oleh komunikan.
b.
Positive feed
back yaitu pesan yang dikembalikan pada komunikan. Kepada komunikator dapat
dimengerti dan mencapai persetujuan, komunikan bersedia berpartisipasi memenuhi
ajakan.
c.
Neutral feed
back yaitu feed back yang tidak memihak, artinya pesan yang dikembalikan oleh
komunikan kepada komunikator tidak ada hubungannya dengan masalah yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
d.
Negative feed back
yaitu pesan yang dikembalikan kembali oleh komunikan kepada komunikator,
tidaklah mendukung atau menentang, yang berarti terjadi kritikan/ kemarahan.
6.
Media
komunikasi: alat yang digunakan untuk menyampaikan berita
7.
Barrier yaitu
gangguan dalam berkomunikasi yang dapat terjadi pada setiap unsur komunikasi.
Keterampilan Interpersonal
1.
Definisi
Keterampilan Interpersonal
Keterampilan interpersonal
didefinisikan sebagai keterampilan untuk mengenali dan merespon secara layak
perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. Bagaimana
diri kita mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon
manusia atau orang lain merupakan bagian dari keterampilan interpersonal.
Untuk membangun hubungan dengan
orang lain, terlebih dahulu, kita harus menguasai kemampuan dan keterampilan
dalam mengenal diri sendiri, kemudian baru keterampilan dalam mengenal orang
lain, keterampilan untuk mengekspresikan diri secara jelas, bagaimana merespon,
bagaimana menyampaikan pesan dan maksud, bagaimana bernegosiasi dan
menyelesaikan konflik, bagaimana berperan dalam tim dan banyak lagi.
2.
Mengapa
Perlu Keterampilan Interpersonal
Dalam hidup keseharian hampir tidak
mungkin manusia tidak berhubungan dengan orang lain. Sudah merupakan hukum alam
bahwa manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia harus hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dalam skema hidup bersama ini muncul kebutuhan untuk memahami
kebutuhan manusia lain, maka timbullah komunikasi antar manusia.
3. Hard Skill dan Soft Skill
Berdasarkan data yang diadopsi dari Havard
School of Bisnis, kemampuan dan keterampilan yang diberikan di bangku
pembelajaran, 90 persen adalah kemampuan teknis dan sisanya soft skill. Padahal, yang
nantinya diperlukan untuk menghadapi dunia kerja yaitu hanya sekitar 15 persen
kemampuan hard skill. Dari data tersebut,
lanjutnya, dapat menarik benang merah bahwa dalam memasuki dunia kerja soft
skill-lah yang mempunyai peran yang lebih dominan. Lalu apakah soft skill dan
hard skill itu?
Menurut Jessica Hollbrook hard skills
diartikan sebagai processes, procedures, industry specific jargon and are easy
to measure and quantify. They are terms such as; account management, talent
acquisition and development, client retention, data management, project
management, accounts receivable and payable, product support, and new business
development.
Personal and interpersonal behaviors that
develop and maximize human performance (e.g., coaching, team building, decision
making,initiative). Soft skills do not include technical skills, such as
financial, computer, quality, or assembly skills.
Hard skills merupakan penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang
ilmunya. Sementara itu, soft skills adalah keterampilan seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain (interpersonal
skills)
dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk
kerja secara maksimal (Dennis E. Coates, 2006).
Menurut
Ramdhani (2008) Soft skill sering juga disebut keterampilan lunak adalah
keterampilan yang digunakan dalam berhubungan dan bekerjasama dengan orang
lain. Secara garis besar keterampilan ini dapat dikelompokkan ke dalam:
1. Process Skills
2. Social Skills
3. Generic Skills
1. Process Skills
2. Social Skills
3. Generic Skills
Contoh lain dari keterampilan-keterampilan
yang dimasukkan dalam kategori soft skills adalah integritas, inisiatif,
motivasi, etika, kerja sama dalam tim, kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen,
mendengarkan, tangguh, fleksibel, komunikasi lisan, jujur, berargumen logis,
dan lainnya. Keterampilan-keterampilan tersebut umumnya berkembang dalam
kehidupan bermasyarakat.
Soft skills didefinisikan sebagai ”Personal
and interpesonal behaviors that develop and maximize human performance (e.g.
coaching, team building, initiative, decision making etc.) Soft skills does not
include technical skills such as financial, computing and assembly skills “.
(Berthal). Softskills adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut soft skills, dengan
demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter
dan sikap. Atribut softskills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang
berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan
bersikap. Namun, atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau
merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru.
Di Indonesia belum ada dokumen
resmi untuk memberikan informasi atribut soft skills apa yang dibutuhkan oleh
dunia kerja atau dunia usaha, Beberapa lembaga pendidikan/perguruan tinggi,
lembaga konsultan SDM dan beberapa acara diskusi terbatas di DIKTI telah
menghasilkan rumusan atribut soft skills yang bervariasi di dunia pekerjaan.
Misalnya, hasil Tracer Study yang dilakukan oleh Departemen (dulu jurusan)
Teknologi Industri Pertanian IPB
tahun 2000, menyatakan bahwa atribut jujur, kerjasama dalam tim, integritas,
komunikasi bahwakan rasa humor sangat diperlukan dalam dunia kerja.
Langganan:
Postingan (Atom)